Termenung di antara dentingan jarum jam di dinding bagian barat kamar. Rasanya sudah hampir seperenam jam berbicara dengan bayangan, menyapa, tersenyum, memberi semangat, memaklumi, dan berusaha bersyukur. Teringat kali pertama. Entahlah, akupun masih mencari, dimana ambisi itu. Keinginan besar yang bahkan selalu membuatku tersenyum, tanda kegilaan memenuhi isi otakku saat itu. Dan kembali melihat diriku saat ini, akupun tak tahu mana yang baik. Diberi tuntutan, tertekan, diberi kelonggaran, kejenuhan. Sampai kapan? Rasanya ini dejavu untuk keberapa kalinya, akupun sudah tak ingat. Sedih, tanpa makna, mungkin ini bipolar? Mungkin, atau mungkin otakku minta tidur, hmm. Entahlah aku memang paling suka tidur, rasanya aku bisa lari sebentar dari tuntutan-tuntutan di dunia ini, hmm. Yap, aku sedih. Tanpa alasan. Mungkinkah? Mungkinkah karena musik-musik yang sering kudengarkan? Mungkinkah? Allah menganugerahkan perasaan ini untukku dengan alasan luar biasa baik yang tidak p
Because i love you, i want to share this to you..
Komentar
Posting Komentar