Langsung ke konten utama

Tertohok

     


      Tergerak juga hati ini untuk berbagi renungan, agar tak hanya menjadi angan dan teori, tapi bisa ada wujud praktis dan mengakar dalam prinsip jiwa. Cie, tumben dah bener #Standing Applause-in gue lah gais

     Kembali lagi dengan rutinitasku. Berusaha ramah dan profesional, walau karena aku anaknya males (I know that most of u will not agree with this, because I don’t like to show my laziness hahaha, it makes me feeling awkward you know haha), dan cuek (actually, I’m still a selfish person huhuhuL, I’m just doing continous improvement #buseet slogannya industri banget dah) jadinya ya gitu deh, pasti ada keterlambatan. Hmm terkadang aku berpikir lagi.

   Apakah profesionalitas ini hanya untuk organisasi ku? Atau dalam hal ini berarti event penyambutan mahasiswa baru? Kalau ya, lalu apa? Untuk mendapat pengakuan manusia or at least anggapan manusia bahwa aku bekerja dengan baik? Just it? Hmm sangat rendah dan sungguh suatu kerugian.

       Bagaimana mungkin waktu yang kita korbankan begitu banyak ini… Ya banyak, at least sejauh ini dari siang sampai malem, dan sejauh ini hampir menyita 3 hariku ini hanya kuperuntukkan membantu dan dianggap baik oleh manusia??? Duh sayang banget cuy, belum lagi kalau ngomongin tenaga dan pikiran. Ampun dah, kalau dipikir2 lagi mending gue tidur di kosan dah kalo memang hanya itu aja tujuannya, iya kagak sih? Tapi terkadang hati ini memang terbolak-balik, sehingga memang perlu berhenti sejenak dan memperbaharui tujuan a.k.a niat.

       Terus yang bikin gue jleb lagi ya cuy, dulu pengennya kegiatan2 ini tuh sebagai salah satu amal ibadah gitu. Yang menurut gue ya at least, amal ibadah yang sehari2 kita lainnya ga menurun lah gitu. Why? Karena kalau tujuan melakukan kegiatan karena mencari ridho Allah ya berarti melakukan kegiatan itu tidak membuat lo malah jadi jauh dari Allah kan, malah bikin lo males2an dalam ibadah kan.  Justru malah bikin lo makin dekat dengan-Nya. Tapi lagi2 gue sedih cuy. Yang bikin nohok gue tuh, kayak di luar sana banyak orang yang sibuknya mungkin lebih2 dari gue gitu kan ya, katakanlah seorang menteri di bem, yang notabene dia ga yang ikut organisasi atau agenda islam gitu, tapi pas disela2 kesibukannya, setelah shalat di musholla teknik dia baca Qur’an. Lha guee? Belum tentu abis kegiatan2 itu baca Qur’an, yang ada udah lelah langsung tidur, padahal katanya kegiatan itu salah satu sarana dakwah, tapi ironisnya malah membuat amalan berkurang. Haduh ampun dah. Yuk kita bersama-sama meluruskan niat kembali dan berusaha yang terbaik dalam ibadah.

     Oh iya gue dapet pengalaman menarik cuy, gue ketemu orang yang dia so strict dalam hal kedisiplinan. Dia bilang gini

Aku orangnya disiplin, selalu on time ga pernah telat. Aku orangnya misal nih harus sampai di lokasi jam 5 ya aku jam 5 udah dateng. Misal dia bilang jam 5 dari rumah, ya aku berangkat dari rumah jam 5. Pokoknya aku selalu berhitung kira-kira butuh waktu berapa siap2nya, di perjalanannya sehingga sampai tempat harus jam berapa. Walau aku sering di-php-in temen yang ngaret sih mbak :( tapi ya tepat waktu itu prinsip sih mbak.
      
       Waduh secara terhubus hati gue(sorry ini lebay emang), karena gue sendiri belum bisa sedisiplin dia, mungkin kalau gue jadi temennya, gue terkadang akan menjadi salah satu yang nge-php-in dia :( aduh malunya aku. Tapi ya lagi-lagi tidak mungkin aku bilang, wew sorry i'm one of that person, wkwkwk. So then i just said, wow that's absolutely correct, you have to maintain that amazing principle!

        Hmmm… overall I’m so glad at this three days, 'cause I met so many people that can guide me to search the lesson of this life.


Thank You, Allah J


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Template Kreatif - Wallpaper Desktop Gratis

Setelah sekian lama tidak ada progress-nya, coba aktif kembali deh. Kali ini menyajikan beberapa template yang bisa digunakan untuk background desktop kalian,  It's free to be saved  :D Silahkan untuk memberi kritik dan masukan. keyword: wallpaper, desktop background, background desktop.

Bapak Penjual Cukuran Kumis

  Ibarat kentut mau keluar, kalo ditahan sakit. Dikeluarin takut bau. Jadi aku cerita di sini, semoga tidak ada “bau”nya dan lega rasanya, hehe.   Tadi siang selepas dari kantor, aku berhenti sejenak pada sebuah masjid favoritku di sudut jalan pahlawan. Aku ambil spot teras masjid dekat pintu masuk wanita, bersandar pada dindingnya yang putih, lantas meraih tasku. Baru saja kubuka HP ini dan memeriksa notifikasi di Whatsapp, ada seorang Bapak usia 40-45 tahun yang menghampiriku. Jujur, agak kaget dan takut, beliau agak berdebu. Tapi beliau cukup sopan, dan beliau menawarkan jualannya, pencukur kumis yang dibandrol dengan harga Rp. 5.000 per piece. Dengan harga yang menunjukkan keseriusan dia mencari rezeki halal, aku pun memberikan uang lebih untuk 1 piece. Lantas dia bertanya tempat tinggal, aktivitas, usia, keluarga hingga nomor HP-ku. “Bu, boleh minta nomor HPnya?” To be honest, ini cukup random dan membingungkan, “Buat apa pak nomor HP?” Beliau bilang “Ya, kalo d...

Renungan Di Sela Liburan

Melalui Waktu atau Dilalui Waktu?                Akhirnya otak dan hati ini mulai berontak. Jari jemari dingin mulai meraih dan membuka bongkahan tipis cover notebook. Entah mungkin sudah sekitar tiga hari keseharianku tidak jauh dari si gembul. Kucing gemuk yang ditinggal anak dan istrinya. Walau ibuku selalu bilang “itu bukan istri dan anak-anaknya.” Makan, tidur, main hape, tiduran, ya sesekali mandi (maksudnya sehari mandi sekali, please aku nggak sejorok itu), sholat karena memang kewajiban, bantu-bantu ibu kalau “teteh” (panggilan untuk ibu separuh baya yang membantu membersihkan rumah, mencuci baju, dan pekerjaan rumah tangga lainnya) sedang tidak masuk.       Kalau dibilang gabut, iya. Kalau dibilang ga ada kerjaan, nggak. Ada tugas yang kubuat dan dibuat orang lain untuk mengisi liburanku, tapi belum kukerjakan. Deadline itu bisa bikin kita bekerja dibawah tekanan. Alibi basi, bullshit dan busu...