Bismillaah.
Rasa itu datang dari Allah. Sedih, kecewa, marah, kesal, senang, bahagia, pun dengan rindu.
Rasa itu Anugerah dari Allah untuk mewarnai tiap momen waktu kita, menjadikannya lebih hidup.
Di dalam rasa itu, Allah uji kita sekaligus ingin agar kita mendapatkan pahala.
Dengan sedih, kecewa, marah, kesal, kita tidak hanya dilatih dan diuji untuk bersabar, namun diingatkan bahwa satu-satunya pengharapan yang tidak akan mengecewakan adalah Pengharapan kepada-Nya.
Dengan senang, bahagia, kita diuji apakah jujur dalam bersyukur, apakah masih tetap ingat dengan-Nya dan menjadikannya pemicu untuk terus memperbaiki ibadah?
Begitu pun dengan rindu. Ini datang dengan izinnya. Meski, bisa datang karena dosa yang dilakukan bisa pula karena memang Allah yang menginginkan rasa ini. Jika datang karena dosa, maka kaidahnya adalah meminta ampun.
Lalu, aku jadi teringat perkataan seorang guru, Buya Yahya: "Seorang pemuda menahan cintanya karena takut kepada Allah. Kemudian ajal menjemput dan dia meninggal, maka ia mati dalam keadaan mati syahid."
Mashaa Allah.. Kebayang ga sih, mati syahid?! Iya, mereka yang meninggal karena mempertahankan aqidahnya meski dengan ganti nyawanya! Mereka diganjar dengan masuk surga dengan jalur khusus, yakni jalur tanpa hisab! Mungkin itu kenapa ada yang disebut "mujahadatun linafsihi" iya, jihad itu melawan hawa nafsu sendiri, sesuatu yang perlu mujahadah/kesungguhan..
Eits, jadi kita menahan diri aja nih? Iya, menahan diri yang dimaksud adalah menjaga diri dari hal-hal yang Allah tidak ridhoi, seperti mengingat/membayangkannya juga! So, bersungguh-sungguh supaya Allah ridho sama kita yang berusaha tidak melanggar larangannya meski sedang dimabuk rindu.. wkwk ((dimabuk)). Karena mengingatnya kan bisa zina hati :(
Terus gimana? Ya mujahadah/bersungguh-sungguh biar ga teringat!
Caranya menurut salah satu ustaz itu (Ust. Muhammad Nuzul Dzikri) adalah dengan sibukkan diri sesibuk-sibuknya, jika sudah selesai dalam satu urusan maka segera selesaikan urusan berikutnya!, Berdoa pastinya!, Bergaul dengan orang sholih/ah biar ada yang mengingatkan dan kita termotivasi untuk beramal terus!, Batasi komunikasi dan KEPO!, Dan yang terakhir adalah Puasa jika belum mampu menikah..
Yah, begitulah sharing hari ini, semoga bermanfaat dan Allah kuatkan kita untuk bisa mendapatkan pahala mati syahid karena takut tergelincir dalam hawa nafsu. AAMIIN.
Rasa itu datang dari Allah. Sedih, kecewa, marah, kesal, senang, bahagia, pun dengan rindu.
Rasa itu Anugerah dari Allah untuk mewarnai tiap momen waktu kita, menjadikannya lebih hidup.
Di dalam rasa itu, Allah uji kita sekaligus ingin agar kita mendapatkan pahala.
Dengan sedih, kecewa, marah, kesal, kita tidak hanya dilatih dan diuji untuk bersabar, namun diingatkan bahwa satu-satunya pengharapan yang tidak akan mengecewakan adalah Pengharapan kepada-Nya.
Dengan senang, bahagia, kita diuji apakah jujur dalam bersyukur, apakah masih tetap ingat dengan-Nya dan menjadikannya pemicu untuk terus memperbaiki ibadah?
Begitu pun dengan rindu. Ini datang dengan izinnya. Meski, bisa datang karena dosa yang dilakukan bisa pula karena memang Allah yang menginginkan rasa ini. Jika datang karena dosa, maka kaidahnya adalah meminta ampun.
Lalu, aku jadi teringat perkataan seorang guru, Buya Yahya: "Seorang pemuda menahan cintanya karena takut kepada Allah. Kemudian ajal menjemput dan dia meninggal, maka ia mati dalam keadaan mati syahid."
Mashaa Allah.. Kebayang ga sih, mati syahid?! Iya, mereka yang meninggal karena mempertahankan aqidahnya meski dengan ganti nyawanya! Mereka diganjar dengan masuk surga dengan jalur khusus, yakni jalur tanpa hisab! Mungkin itu kenapa ada yang disebut "mujahadatun linafsihi" iya, jihad itu melawan hawa nafsu sendiri, sesuatu yang perlu mujahadah/kesungguhan..
Eits, jadi kita menahan diri aja nih? Iya, menahan diri yang dimaksud adalah menjaga diri dari hal-hal yang Allah tidak ridhoi, seperti mengingat/membayangkannya juga! So, bersungguh-sungguh supaya Allah ridho sama kita yang berusaha tidak melanggar larangannya meski sedang dimabuk rindu.. wkwk ((dimabuk)). Karena mengingatnya kan bisa zina hati :(
Terus gimana? Ya mujahadah/bersungguh-sungguh biar ga teringat!
Caranya menurut salah satu ustaz itu (Ust. Muhammad Nuzul Dzikri) adalah dengan sibukkan diri sesibuk-sibuknya, jika sudah selesai dalam satu urusan maka segera selesaikan urusan berikutnya!, Berdoa pastinya!, Bergaul dengan orang sholih/ah biar ada yang mengingatkan dan kita termotivasi untuk beramal terus!, Batasi komunikasi dan KEPO!, Dan yang terakhir adalah Puasa jika belum mampu menikah..
Yah, begitulah sharing hari ini, semoga bermanfaat dan Allah kuatkan kita untuk bisa mendapatkan pahala mati syahid karena takut tergelincir dalam hawa nafsu. AAMIIN.
Komentar
Posting Komentar